Setelah membaca sebuah artikel di media sosial tentang
penulisan Insha Allah yang benar dalam huruf latin. Maka Saya pun mencoba
mencari tahu tentang kebenaran informasi tersebut.
Dalam bahasa arab, kata “insyaa Allah” ditulis dengan
Ø¥ِÙ†ْ
Ø´َاءَ اللَّÙ‡ُ
Yang
artinya, ‘jika Allah menghendaki’
Ada 3 kata dalam kalimat ini,
a. Kata [Ø¥ِÙ†ْ], artinya jika. Dalam bahasa arab
disebut harfu syartin jazim (huruf syarat yang menyebabkan kata kerja syarat
menjadi jazm)
b. Kata [Ø´َاءَ], artinya menghendaki. Dia fiil
madhi (kata kerja bentuk lampau), sebagai fiil syarat (kata kerja syarat) yang
berkedudukan majzum.
c. Kata [اللَّÙ‡ُ], sebagai subjek dari fiil syart.
Memahami susunan di atas, berarti kalimat [اللَّÙ‡ُ Ø´َاءَ Ø¥ِÙ†ْ] adalah kalimat syarat, yang di
sana membutuhkan jawab syarat. Namun di sana, jawab syaratnya tidak disebutkan,
karena disesuaikan dengan konteks kalimat.
Sebagai contoh, jika konteks pembicaraan anda adalah
berangkat ke kota Jogja, maka kalimat lengkapnya adalah: ’jika Allah
menghendaki maka saya akan berangkat ke jogja.’
Kalimat ’maka saya akan berangkat ke jogja’ merupakan jawab
syarat tersebut.
Bagaimana Cara Penulisan yang Benar?
Kalimat insyaa Allah berasal dari bahasa arab. Dan karena
sering digunakan oleh masyarakat tanpa diterjemahkan, kalimat ini menjadi
bagian dari bahasa kita. Mengingat huruf bahasa Indonesia dan huruf bahasa arab
berbeda, masyarakat akan sangat kerepotan jika harus menuliskan kalimat ini
dengan teks arabnya. Sehingga kita perlu melakukan transliterasi untuk
menuliskan kata ini dengan huruf latin.
Karena itu, sebenarnya mengenai bagaimana transliterasi
tulisan [اللَّÙ‡ُ
Ø´َاءَ Ø¥ِÙ†ْ]
yang tepat, ini kembali kepada aturan baku masalah infiltrasi kata dan bahasa.
Bagi sebagian orang, baku itu bukan suatu keharusan. Yang
penting masyarakat bisa memahami. Misalnya kata ‘Allah’, yang benar ditulis
Allah, Alloh, ALLAH, atau bagaimana. Bagi sebagian orang, ini kembali kepada
selera penulisnya.
Sebagai catatan, transliterasi kalimat bahasa asing, dibuat
untuk membantu pengucapan kalimat asing itu dengan benar. Anda bisa bandingkan,
transliterasi teks arab untuk masyarakat berbahasa inggris dengan transliterasi
teks arab untuk orang Indonesia. Karena semacam ini disesuaikan dengan
fungsinya, yaitu untuk membantu pengucapan kalimat arab tersebut dengan benar.
Satu
hal yang sangat perlu kita perhatikan di sini: Bahasa pengantar Syaikh tersebut
adalah bahasa Inggris. Ini terkait dengan transliterasi bahasa Arab ke
bahasa-bahasa lain yang memiliki beberapa perbedaan. Dua huruf "sh"
dalam literasi bahasa Indonesia digunakan untuk huruf shad (ص), bukan syin (ش).
Sementara dalam transliterasi Arab-Inggris berlaku, huruf "sh" adalah
untuk huruf syin (ش), sedangkan huruf shad (ص) menggunakan "s" dengan titik di bawahnya.
Dengan demikian, sebenarnya transliterasi tidak bisa
dijadikan acuan benar dan salahnya tulisan. Karena tidak ada aturan yang
disepakati di sana. Semua kembali kepada selera penulis. Yang lebih penting
adalah bagaimana cara pengucapannya yang tepat, sehingga tidak mengubah makna.
Tulisan arabnya
[اللَّÙ‡ُ Ø´َاءَ Ø¥ِÙ†ْ],
Anda
bisa menuliskan latinnya dengan insyaaAllah atau insyaa Allah atau inshaaAllah
atau inshaa Allah atau insyaallah. Tidak ada yang baku di sini, karena ini
semua transliterasi. Yang penting anda bisa mengucapkannya dengan benar, sesuai
teks arabnya.
Karena itu, sejatinya tidak ada yang perlu dipermasalahkan
dalam penulisan transliterasi semacam ini. Selama cara pengucapan dan makna
yang dimaksud sama.
Allahu a’lam.
dari berbagai sumber dengan sedikit penyesuain