Selamat Datang di Blogku

Sunday 26 July 2015

Tulisan Insya Allah yang Benar




Setelah membaca sebuah artikel di media sosial tentang penulisan Insha Allah yang benar dalam huruf latin. Maka Saya pun mencoba mencari tahu tentang kebenaran informasi tersebut.

Dalam bahasa arab, kata “insyaa Allah” ditulis dengan

Ø¥ِÙ†ْ Ø´َاءَ اللَّÙ‡ُ

Yang artinya, ‘jika Allah menghendaki’

Ada 3 kata dalam kalimat ini,

a. Kata [Ø¥ِÙ†ْ], artinya jika. Dalam bahasa arab disebut harfu syartin jazim (huruf syarat yang menyebabkan kata kerja syarat menjadi jazm)

b. Kata [Ø´َاءَ], artinya menghendaki. Dia fiil madhi (kata kerja bentuk lampau), sebagai fiil syarat (kata kerja syarat) yang berkedudukan majzum.

c. Kata [اللَّÙ‡ُ], sebagai subjek dari fiil syart.

Memahami susunan di atas, berarti kalimat [اللَّÙ‡ُ Ø´َاءَ Ø¥ِÙ†ْ] adalah kalimat syarat, yang di sana membutuhkan jawab syarat. Namun di sana, jawab syaratnya tidak disebutkan, karena disesuaikan dengan konteks kalimat.

Sebagai contoh, jika konteks pembicaraan anda adalah berangkat ke kota Jogja, maka kalimat lengkapnya adalah: ’jika Allah menghendaki maka saya akan berangkat ke jogja.’
Kalimat ’maka saya akan berangkat ke jogja’ merupakan jawab syarat tersebut.

Bagaimana Cara Penulisan yang Benar?

Kalimat insyaa Allah berasal dari bahasa arab. Dan karena sering digunakan oleh masyarakat tanpa diterjemahkan, kalimat ini menjadi bagian dari bahasa kita. Mengingat huruf bahasa Indonesia dan huruf bahasa arab berbeda, masyarakat akan sangat kerepotan jika harus menuliskan kalimat ini dengan teks arabnya. Sehingga kita perlu melakukan transliterasi untuk menuliskan kata ini dengan huruf latin.

Karena itu, sebenarnya mengenai bagaimana transliterasi tulisan [اللَّÙ‡ُ Ø´َاءَ Ø¥ِÙ†ْ] yang tepat, ini kembali kepada aturan baku masalah infiltrasi kata dan bahasa.

Bagi sebagian orang, baku itu bukan suatu keharusan. Yang penting masyarakat bisa memahami. Misalnya kata ‘Allah’, yang benar ditulis Allah, Alloh, ALLAH, atau bagaimana. Bagi sebagian orang, ini kembali kepada selera penulisnya.

Sebagai catatan, transliterasi kalimat bahasa asing, dibuat untuk membantu pengucapan kalimat asing itu dengan benar. Anda bisa bandingkan, transliterasi teks arab untuk masyarakat berbahasa inggris dengan transliterasi teks arab untuk orang Indonesia. Karena semacam ini disesuaikan dengan fungsinya, yaitu untuk membantu pengucapan kalimat arab tersebut dengan benar.

Satu hal yang sangat perlu kita perhatikan di sini: Bahasa pengantar Syaikh tersebut adalah bahasa Inggris. Ini terkait dengan transliterasi bahasa Arab ke bahasa-bahasa lain yang memiliki beberapa perbedaan. Dua huruf "sh" dalam literasi bahasa Indonesia digunakan untuk huruf shad (ص), bukan syin (ش). Sementara dalam transliterasi Arab-Inggris berlaku, huruf "sh" adalah untuk huruf syin (ش), sedangkan huruf shad (ص) menggunakan "s" dengan titik di bawahnya.

Dengan demikian, sebenarnya transliterasi tidak bisa dijadikan acuan benar dan salahnya tulisan. Karena tidak ada aturan yang disepakati di sana. Semua kembali kepada selera penulis. Yang lebih penting adalah bagaimana cara pengucapannya yang tepat, sehingga tidak mengubah makna.
Tulisan arabnya

[اللَّÙ‡ُ Ø´َاءَ Ø¥ِÙ†ْ],

 Anda bisa menuliskan latinnya dengan insyaaAllah atau insyaa Allah atau inshaaAllah atau inshaa Allah atau insyaallah. Tidak ada yang baku di sini, karena ini semua transliterasi. Yang penting anda bisa mengucapkannya dengan benar, sesuai teks arabnya.

Karena itu, sejatinya tidak ada yang perlu dipermasalahkan dalam penulisan transliterasi semacam ini. Selama cara pengucapan dan makna yang dimaksud sama.

Allahu a’lam.

dari berbagai sumber dengan sedikit penyesuain

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More